Erwin; So Torang Pe Waktu !!!

Oleh : Zulkarnain Musada. Foto (Sumber ; Facebook Erwinsyah Ismail New).



Kali ini partai Demokrat Provinsi Gorontalo mencatatkan sejarah baru, di pimpinan seorang generasi muda "milenial" bernama Erwin Ismail. Datang dari bilik suara sebagai sosok muda yang melanggeng di DPRD Provinsi Gorontalo yang kebetulan anak dari mantan Gubernur Gorontalo, yang kini menorehkan namanya sebagai ketua DPD Demokrat se Indonesia versi usia muda.

Ke depan dengan jam terbang politiknya yang makin matang, tampaknya ia telah dipersiapkan akan mewarisi tahta tertinggi partai berlambang bintang mercy itu di serambi Madinah, dan jika diterawang tidak menutup kemungkinan ia akan meramaikan bursa pilwakot Gorontalo 2024.

Tentu ketua Partai melambangkan simbol kekuasaan politik. Tidak butuh lima tahun kedepan, kita akan menyimak bagaimana rupa Demokrat ketika di pimpin oleh seorang manusia muda. 

Akankah lebih agresif keberpihakan kepada publik yang diwakilinya? Atau akan tergilas kantong suaranya oleh parpol yang lebih matang secara kapasitas dan pengalaman, atau malah sebaliknya. Sedikit banyak di bahu Erwin Ismail wajah dan halaman muka Demokrat terletak.

Demokrat Gorontalo yang selama ini dalam banyak kontestasi pilkada/pilwakot sering kali hadir sebagai pelengkap suara dukungan. Tak jarang kondisi itu membuat Demokrat sering absen menyodorkan wakilnya sebagai calon pada perhelatan pesta rakyat. 

Harapannya pada masa mendatang betul-betul menampilkan potensinya yang optimal. Demokrat menjadi corong distribusi kepercayaan rakyat yang kehadirannya nyata dan tidak sekadar di dunia maya.

Bagi saya, Erwin bukan sekadar Ketua Demokrat yang berusia muda, tapi muda di sana melambangkan manusia-manusia pergerakan di masa lampau. Ada Soekarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka yang semestinya menjadi oksigen yang mewarnai jagat politik harian kita yang dalam sejarahnya menawarkan pokok pikiran bukan mendagangkan penampilan. 

Manusia-manusia muda yang lengkap dengan ketajaman argumentasi tanpa meninggalkan etika sebagai nyawa dari keragaman. Jiwa muda yang melabeli dirinya dengan ideologis teramat kental, namun tetap menjaga jangkar kebhinekaan agar kokoh dan tidak terpental.

Manusia muda seperti dalam buku Semangat Muda (Tan Malaka, 1926) menyuarakan taktik yang kuat agar terlepas dari cengkeraman kolonialis, mencerminkan sentuhan pemikiran anak muda untuk mengelola tanah airnya. Merangsang rakyat agar meninggalkan cara pikir yang lama dalam memandang masa depan "kemerdekaan".

Tak ketinggalan Soekarno Muda (Soekarno, 1933) sebuah manifestasi Bung Karno muda demi mencapai Indonesia Merdeka. Menyisingkan perbedaan dengan segenap mendorong kesamaan tujuan. Mencari musuh bersama dan meramu solusi secara bersama-sama, dari itulah kemudian dikenal "marhaenisme".

Ini adalah batu ujian sekaligus lemparan rayuan bagi Erwin. Kalau sukses memimpin Demokrat dari kepemimpinannya menjadi antitesa dari Demokrat sebelumnya, tidak menutup peluang pada pilwakot Gorontalo 2024 dia akan diperhitungkan publik ketika bertandang memperebutkan kursi 1 Kota Gorontalo, ataupun malah bersanding dengan tokoh-tokoh lainnya. 

Tetapi kalau gagal, jabatan karier legislator adalah karier politik tetapnya di masa mendatang sembari melipatkan kembali strategi baru dan menggulung kesalahan yang lalu.

Akan diingat semesta bahwa tak ada beda ketua partai politik seantero Indonesia dipimpin anak muda dan manusia usia senja. Muda dan tua hanya soal biologis dan tak memiliki pengaruh penting bagi tumbuhnya keadaan biopolitik.

So torang pe waktu. 
Muda adalah kekuatan.

Komentar

Postingan Populer